Senin, 13 April 2009

Pantai Pandan

www.putramahendragunawan.blogspot.com : Inilah gambaran pantai pandanku yang doeloe, indah dan alami, di pantai ini aku banyak menulis konsep-konsep berbagai artikel sebelum aku punya komputer, di pantai ini pula kutorehkan anganku untuk suatu saat punya komputer sebagai alatku menuangkan segala unek-unek di fikiranku yang menurut aku dunia amat membutuhkannya, untuk menjawab kesimpang siuran dalam memahami haqiqat agama. Tapi sayang buanget, setelah aku pindah gubuk dekat dengan pantai pandanku dan aku dah punya komputer eh aku malah jarang menulis di tepi pantaiku ni, keenakan di depan layar com.net kesayanganku ni sambil duduk di atas kursi empuk mungil bagai Harun Yahya mengoret dunia dengan jemarinya. Jarak gubukku dengan pantai pandanku sekitar 1 KM, kalau aku sedang pnat di rumah dan kehilangan ide oretan maka aku sesekali mengembalikan kenangan oretan-oretan tintaku di masa mudaku dulu di tepi pantai Pandanku ni. Hilang pnat di kepala uluku ni kalo dah liatin ombak nan bergayutan tu, bacakkak ombak tu sampe babure-bure ka pasi, tapi basatu balik sidak indak pana bacare. www.putramahendragunawan.blogspot.com

Kisah Qabil Dan Habil

KISAH BERDARAH QABIL DAN HABIL
Oleh : Putra Mahendra

www.putramahendragunawan.blogspot.com : Qabil dan Habil adalah dua putra insan manusia buah cinta Adam as dan Hawa. Kisahnya telah dituliskan di dalam Al-Qur'an Kitabullah, terdapat di surat Al-Maidah ayat 27-31, mari kita pelajari kisahnya:

وَاتْلُ عَلَيْهِمْ نَبَأَ ابْنَيْ آدَمَ بِالْحَقِّ إِذْ قَرَّبَا قُرْبَاناً فَتُقُبِّلَ مِن أَحَدِهِمَا وَلَمْ يُتَقَبَّلْ مِنَ الآخَرِ قَالَ لَأَقْتُلَنَّكَ قَالَ إِنَّمَا يَتَقَبَّلُ اللّهُ مِنَ الْمُتَّقِينَ

Artinya: "Ceritakanlah kepada mereka kisah kedua putera Adam (Habil dan Qabil) menurut yang sebenarnya, ketika keduanya mempersembahkan korban, maka diterima dari salah seorang dari mereka berdua (Habil) dan tidak diterima dari yang lain (Qabil). Ia berkata (Qabil): "Aku pasti membunuhmu!". Berkata Habil: "Sesungguhnya Allah hanya menerima (korban) dari orang-orang yang bertakwa". (Q. S. Al-Maidah, A. 27).

لَئِن بَسَطتَ إِلَيَّ يَدَكَ لِتَقْتُلَنِي مَا أَنَاْ بِبَاسِطٍ يَدِيَ إِلَيْكَ لَأَقْتُلَكَ إِنِّي أَخَافُ اللّهَ رَبَّ الْعَالَمِينَ

Artinya: "Sungguh kalau kamu menggerakkan tanganmu kepadaku untuk membunuhku, aku sekali-kali tidak akan menggerakkan tanganku kepadamu untuk membunuhmu. Sesungguhnya aku takut kepada Allah, Tuhan seru sekalian alam." (Q. S. Al-Maidah, A. 28).

إِنِّي أُرِيدُ أَن تَبُوءَ بِإِثْمِي وَإِثْمِكَ فَتَكُونَ مِنْ أَصْحَابِ النَّارِ وَذَلِكَ جَزَاء الظَّالِمِينَ

Artinya: "Sesungguhnya aku ingin agar kamu kembali dengan (membawa) dosa (membunuh)ku dan dosamu sendiri, maka kamu akan menjadi penghuni neraka, dan yang demikian itulah pembalasan bagi orang-orang yang zalim." (Q. S. Al-Maidah, A. 29).

فَطَوَّعَتْ لَهُ نَفْسُهُ قَتْلَ أَخِيهِ فَقَتَلَهُ فَأَصْبَحَ مِنَ الْخَاسِرِينَ

Artinya: "Maka hawa nafsu Qabil menjadikannya menganggap mudah membunuh saudaranya, sebab itu dibunuhnyalah, maka jadilah ia seorang diantara orang-orang yang merugi." (Q. S. Al-Maidah, A. 30).

فَبَعَثَ اللّهُ غُرَاباً يَبْحَثُ فِي الأَرْضِ لِيُرِيَهُ كَيْفَ يُوَارِي سَوْءةَ أَخِيهِ قَالَ يَا وَيْلَتَا أَعَجَزْتُ أَنْ أَكُونَ مِثْلَ هَـذَا الْغُرَابِ فَأُوَارِيَ سَوْءةَ أَخِي فَأَصْبَحَ مِنَ النَّادِمِينَ
Artinya: "Kemudian Allah menyuruh seekor burung gagak menggali-gali di bumi untuk memperlihatkan kepadanya (Qabil) bagaimana seharusnya menguburkan mayat saudaranya. Berkata Qabil: "Aduhai celaka aku, mengapa aku tidak mampu berbuat seperti burung gagak ini, lalu aku dapat menguburkan mayat saudaraku ini?" Karena itu jadilah dia seorang diantara orang-orang yang menyesal." (Q. S. Al-Maidah, A. 31).

Kejadian Qabil dan Habil terjadi di Makkah Al-Mukarromah, karena Adam dan Hawa hidup di Makkah, namun setelah Qabil membunuh Habil si Qabil melarikan diri ke Yaman, sebagaimana yang dituliskan dalam kitab Thobari: "Qabil melarikan diri dari ayahnya (Adam) menuju ke Yaman." Hal ini dapat kita buktikan dengan keberadaan gunung Qasiyun di kota Damaskus dari arah utara terdapat satu gua yang bernama "Maghorotud Dam" artinya "gua darah", yang sangat cukup terkenal dalam sejarah, oleh masyarakat umum diyakini sebagai tempat Qabil membunuh Habil.

Di sebelah kanan jalan dari arah Damaskus menuju Zabdani dan Balaudan di wilayah At-Takiyah terdapat gunung menjulang tinggi dan di atas lembah Bardi ada satu kuburan yang panjangnya sekitar 15 (lima belas) meter, sebagian besar masyarakat menyakini kuburan ini sebagai kuburan Habil. Silahkan anda teliti kebenarannya ke tempat itu dengan didampingi oleh juru kunci sang kuburan agar anda tidak tersesat di sekitar kuburan yang saya maksudkan, selanjutnya beri tahu saya untuk kita satukan jalan ceritanya. Selebihnya Allahu a'lam bissawwab. www.putramahendragunawan.blogspot.com

Sabtu, 04 April 2009

Menundukkan Pandangan Mata

MENUNDUKKAN PANDANGAN MATA
Oleh: Ust. Putra Mahendra G. Nst.
Konsultasi SMS: Hp. 085276600050

www.putramahendragunawan.blogspot.com: Tidak ada yang lebih menguntungkan dibanding menundukkan pandangan bagi seseorang, sebab penglihatan itu tidak ditundukkan dari segala hal yang dilarang Allah, kecuali jika penyaksian pada keagungan dan kemuliaan telah tiba ke dalam hati sanubari, untuk dilanjutkan ke dalam hati ruhani dan hati nurani, agar pandai berhati-hati dan waspada hati, sebab hati merupakan lontera ilahi. Allah tidak memandang jasad, tetapi memandang hati. Jika jasad terluka, cukup panggil dokter mengobatinya. Namun jika hati terluka, haruslah memanggil dan menghadirkan Allah sebagai pengobatnya.

Amirul Mu'minin 'Ali Bin Abi Tholib ra pernah ditanya tentang apa yang dapat membantu seseorang untuk menundukkan pandangannya. Beliau menjawab: "Kepasrahan pada kekuasaan-Nya yang mengetahui segala rahasiamu, mata merupakan pancaran hati dan cerminan aqal, karena itu tundukkanlah pandanganmu dari apa pun yang tidak disukai oleh hatimu dan dari apa pun yang dianggap oleh aqalmu tidak patut."

Allah berfirman:
"Katakanlah kepada kaum pria beriman, agar mereka menundukkan pandangan matanya dan menjaga kehormatannya." (Q. S. 24. An-Nuur, A. 30).

Mata merupakan pancaran hati dan cerminan aqal, tundukkan pandanganmu dari apapun yang tidak disukai oleh hatimu dan dari apapun yang dianggap tidak patut oleh aqalmu, insya Allah akan dikau lihat berbagai keajaiban.

Nabi Isa as pernah berkata kepada murid-muridnya: "Waspadalah untuk tidak melihat hal-hal yang dilarang, sebab itu merupakan benih nafsu dan menuntun kepada perilaku yang menyimpang."

Orang bijak berkata: "Aku lebih baik memilih kematian dari pada memandang sesuatu yang tidak perlu."

Abdullah ibnu Mas'ud berkata kepada seorang pria yang telah mengunjungi seorang wanita pada saat wanita itu sakit: "Akan lebih baik bagimu untuk kehilangan matamu dari pada mengunjungi wanita sakit itu."

Setiap kali mata melihat pada sesuatu yang dilarang, sesimpul nafsu diikatkan kepada hati orang tersebut dan simpul itu hanya dapat dilepaskan melalui salah satu dari dua syarat: Dengan mengisi dan menyesali dalam taubat yang sungguh-sungguh atau dengan memiliki apa yang dihasratkan dan dilihat. Dan jika memilikinya dengan cara yang tidak adil tanpa taubat, maka hal itu membawa kepada api neraka dan bagi yang taubat dengan penuh kesedihan dan penyesalan, maka insya Allah tempatnya di surga dan menjadi habibullah (keyayangan Allah). www.putramahendragunawan.blogspot.com

Kamis, 02 April 2009

Hakikat Penghambaan

HAKIKAT PENGHAMBAAN
Oleh: Ust. Drs. P.M. Gunawan Nst.

www.putramahendragunawan.blogspot.com: Penghambaan merupakan suatu esensi, yang pada hakikat batiniyahnya merupakan tauhid rububiyah. Apa yang tidak terdapat pada penghambaan ada pada ketuhanan dan apapun yang tersembunyi dari ketuhanan dapat dilihat dalam penghambaan, sebagaimana firman Allah: "Akan Kami perlihatkan kepada mereka dalil-dalil kekuasaan Kami di segenap penjuru alam dan dirinya sendiri, sehingga jelas bagi mereka bahwa yang Kami wahyukan itu benar. Belum cukupkah bahwa Tuhanmu menyaksikan segala-galanya? (Q. S. 41. Fushshilat, A. 53)." Hal ini menunjukkan kepada kita bahwa Allah itu wujud (ada), baik ketika kita menghadirkan diri kepada Allah, maupun menghadirkan diri kepada selainNya, karena keberadaan kita disebabkan keberadaanNya, tanpa Allah tentulah kita tidak pernah ada. AdaNya yang mengadakan kita, menjadi sebab kita wajib 'ain menghambakan diri kepada Allah.

Penghambaan diri kepada Allah merupakan upaya pembebasan diri dari segala sesuatu selain Allah. Tariqat (jalan) untuk mencapai penghambaan diri kepada Allah ialah dengan cara menjauhkan diri dari segala hasrat, niat dan hajat yang tidak disukai Allah. Untuk itu amatlah perlu buat kita mensucikan diri kita dari segala sifat negatif yang tidak disuka Allah dan mengisi diri kita dengan sifat positif yang disuka Allah, maka insya Allah dengan cara penghambaan diri seperti ini kita akan mampu membuka tabir hijab antara diri kita dengan Allah, seperti yang disabdakan oleh Rasulullah: "Sembahlah Allah seolah-olah kamu melihatNya. Tetapi jika kamu tidak dapat melihatNya, maka sesungguhnya Allah melihatmu." (H.R. Muttafaqqun 'Alaihi).

Lihatlah huruf arab dalam bahasa Arab untuk kata "hamba" ('abdul) hanya ada 3 (tiga) huruf yaitu 'abd ('a='ain, b=ba dan d=dal). 'Ain merupakan singkatan dari ' ilmu artinya pengetahuan, pengetahuan pertama yang kita tahu sebelum yang lainnya adalah pengetahuan tentang Allah sewaktu kita berada di rahim ibu kita, di kala itu kita telah berhadapan langsung dengan Allah tanpa hijab dan dikala itu kita telah mengangkat saksi (syahadat pertama) bahwa tidak ada Tuhan selain Allah. Ba dalam hal ini merupakan penggalan kata dari baun artinya jarak, maksudnya adalah bahwa kita dengan selain Allah memiliki jarak yang tidak dapat ditemukan seakrab mungkin, selalu ada dinding pemisah antara kita dengan selain Allah, siapapun dan bagaimanapun kita dengan selain Allah. Dal merupakan potongan dari kata dunuw artinya kedekatan, maksudnya adalah apapun, siapapun dan bagaimanapun kita, sesungguhnya kita pada hakikatnya sangatlah dekat dengan Allah tanpa ada hijab antara kita dengan Allah, hal ini dapat kita buktikan jika kita mau merenungi ruh siapa yang sedang kita pakai. Ruh yang kita pakai adalah ruh Allah dan ruh Allah tidak pernah berpisah dari zat Allah. inilah yang dimaksud dengan istilah: "Allah itu dekat, namun dekatNya tidak bersintuhan dengan hambaNya dan tatkala Allah menjauhi hambaNya maka jauhNya tidak berjarak." Dan inilah pula yang dimaksud dengan: "Dialah yang awal, yang akhir, yang nampak dan yang tidak nampak." Namun amatlah sedikit orang yang mengerti tentang hal ini, tetapi jika direnungkan berulang kali, insya Allah kita pasti menyadarinya. Namun sebagai hamba, kita tidak akan bisa menjadi Tuhan, sebab kita diposisikan sebagai hamba Allah, untuk itu jangan pernah bermimpi menjadi Tuhan di jagat Allah ini, solusinya adalah kita harus tahu diri bahwa kita hanyalah sebagai hamba Allah saja yang tidak lepas dari kewajiban beribadah hanya kepada Allah saja dan tidak pake tapi. Oce? www.putramahendragunawan.blogspot.com


Bahan Pustaka:
1. H. Oemar Bakri, Tafsir Rahmat, Mutiara, Jakarta, Cet. 3, 1984.
2. H. Salim Bahreisy & H. Said Bahreisy, Terjemah Singkat Tafsir Ibnu Katsir, Bina Ilmu, Surabaya, Cet. 1, 1984.
3. Al-Imam Zainuddin Ahmad bin Abdul Al-Lathif Az-Zabidi, Mukhtashor Shohihul Bukhori, Daar As-Salam, Riyadh, Saudi Arabia, Cet. 1, 1417 H./1996 M.
4. Al-Imam Al-Hafizh 'Abdul 'Azhim bin 'Abdul Qawi Zakiyuddin Al-Mundziri, Mukhtashor Shohihul Muslim, Dar Ibnu Khuzaimah, Riyadh, Saudi Arabia, Cet. 1, 1414 H./1994 M.
5. Muhammad Fuad Abdul Baqi, Al-Lu'Lu' Wal Marjan, Pentarjim H. Salim Bahreisy, Bina Ilmu, Surabaya, Tanpa Tahun.







Rabu, 01 April 2009

Hamba Allah

HAMBA ALLAH

www.putramahendragunawan.blogspot.com: Akar akhlaq ada 4 (empat) aspek, yaitu:
1. Akhlaq kepada Allah
2. Akhlaq kepada diri sendiri
3. Akhlaq kepada sesama makhluk dan
4. Akhlaq kepada dunia seisinya.

Setiap aspek tersebut didasari pada 7 (tujuh) prinsip, seperti halnya terdapat 7 (tujuh) prinsip akhlaq kepada Allah, yaitu:
1. Memberikan hak Allah kepada Allah
2. Menjaga hati, fikiran, ucapan dan perbuatan terhadap segala hal yang Allah tidak suka
3. Mensyukuri segala ni'mat dan karunia dari Allah
4. Mematuhi segala perintah Allah baik yang disurat maupun yang disirat
5. Menyabarkan diri dalam menghadapi segala cobaan dan ujian yang Allah berikan
6. Memuliakan kesucian Allah
7. Mencintai dan merindukan Allah.

Tujuh prinsip akhlaq terhadap diri sendiri, yaitu:
1. Merasa takut berbuat maksiyat
2. Mau berjihad (ta'muruna bilma'ruf wa tan hauna anil mungkar)
3. Menguatkan diri menahan segala kesulitan
4. Mendisiplinkan diri dalam ritual spiritual kepada Allah
5. Mencari kebenaran dan keikhlasan dalam berbuat
6. Menjauhkan diri dari segala hal yang dicintai selain Allah jika khawatir menyesatkan
7. Menjalani hidup apa adanya (zuhud dan rendah hati).

Tujuh prinsip akhlaq kepada dunia:
1. Merasa puas dengan apa yang telah dimiliki
2. Menyukai sesuatu yang dapat diraih dengan jalan halal dan menjauhi subhat dan haram
3. Menghindari pencarian sesuatu yang sukar dicapai, kecuali tidak ada jalan lain
4. Membenci segala hal yang berlebih-lebihan
5. Menahan nafsu dari hal-hal yang tidak diridhoi Allah
6. Mengenali kejahatan dunia untuk menjauhinya
7. Meniadakan pengaruh negatif dunia.

Jika semua sifat tersebut telah ada dalam diri kita, maka kita akan menjadi salah seorang golongan pilihan Allah, salah seorang hamba Allah, kekasih Allah, aulia Allah dan wali Allah yang diberikanNya pencerahan dunia wal akhirat. Insya Allah. www.putramahendragunawan.blogspot.com